Peluang Bisnis Lapangan Padel: Berapa Modal dan Kapan Balik Modalnya?

pembangunan lapangan padel kontraktor

Peluang Bisnis Lapangan Padel: Berapa Modal dan Kapan Balik Modalnya?

Olahraga padel sedang naik daun, dan peluang bisnisnya semakin terbuka lebar. Tapi, berapa modal yang dibutuhkan dan kapan Anda bisa balik modal?

Padel bukan hanya olahraga populer di Eropa dan Amerika Latin, tetapi kini mulai merebut hati masyarakat urban Indonesia. Di tahun 2025, jumlah lapangan padel di Jakarta, Bali, dan Surabaya tumbuh lebih dari 200% dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, komunitas padel lokal mulai bermunculan, membentuk ekosistem bisnis baru yang menjanjikan.

Dengan popularitas yang terus meningkat dan minimnya pesaing di daerah tertentu, membangun lapangan padel bisa menjadi peluang bisnis yang sangat potensial—asal dilakukan dengan perencanaan yang matang.

pembangunan lapangan padel kontraktor

Banyak calon investor tergiur dengan tren padel, namun:

  • Tidak memahami biaya pembangunan secara rinci

  • Tidak punya strategi monetisasi jangka panjang

  • Salah memilih lokasi yang kurang strategis

  • Tidak tahu bagaimana cara mempercepat ROI

  • Bingung memilih kontraktor yang berpengalaman di bidang ini

Alhasil, banyak proyek pembangunan padel yang mangkrak atau tidak berkembang.


Solusi: Rincian Modal & Strategi Balik Modal dalam Bisnis Lapangan Padel

1. Rincian Biaya Pembangunan Lapangan Padel

Membangun satu lapangan padel dengan standar internasional membutuhkan biaya sekitar:

Komponen Perkiraan Biaya (Rp)
Konstruksi lapangan (permukaan + kaca + struktur) 350 – 500 juta
Lampu & instalasi listrik 20 – 40 juta
Drainase & alas permukaan 30 – 50 juta
Lahan (sewa/tanah) Bervariasi tergantung lokasi
Fasilitas pendukung (toilet, ruang tunggu, loker) 50 – 100 juta
Total estimasi (1 lapangan) 500 – 700 juta

Baca selengkapnya tentang langkah membangun lapangan padel komersial yang cepat untung


2. Estimasi Pendapatan & Break-Even Point (BEP)

Sumber pendapatan utama:

  • Sewa jam permainan (Rp200–300 ribu/jam)

  • Sewa raket & bola

  • Paket member bulanan

  • Turnamen/event

  • Sponsorship lokal

  • Café/food corner

Simulasi sederhana:

  • 5 jam sewa/hari x Rp250.000 = Rp1.250.000/hari

  • Rp1.250.000 x 30 hari = Rp37.500.000/bulan

  • Tambah pendapatan lain (rata-rata): Rp5–10 juta/bulan

  • Total: ± Rp45 juta/bulan

Balik modal:
Jika biaya pembangunan ±Rp600 juta, maka BEP tercapai dalam waktu 13–15 bulan.


3. Faktor yang Mempercepat Balik Modal

  • Lokasi di kawasan komersial, dekat perumahan atau sekolah internasional

  • Promosi digital dan kerjasama dengan komunitas padel

  • Desain menarik + fasilitas nyaman

  • Jadwal operasional yang panjang (06.00 – 23.00)

  • Pengelolaan bisnis yang rapi dan profesional

Pelajari strategi monetisasi lapangan padel agar pemasukan tidak hanya bergantung pada sewa lapangan


4. Tips Menekan Biaya Tanpa Menurunkan Kualitas

  • Gunakan kontraktor spesialis padel agar pembangunan efisien

  • Gunakan material tahan cuaca untuk lapangan outdoor

  • Buat sistem booking online untuk efisiensi operasional

  • Mulai dengan 1–2 lapangan terlebih dahulu sebelum ekspansi

Cek rekomendasi kontraktor pembangunan lapangan padel untuk insight teknis dari asosiasi padel dunia


5. Rekomendasi: Konsultasi dengan Kontraktor Berpengalaman

Hansen Construction adalah salah satu kontraktor terpercaya dalam pembangunan fasilitas olahraga, termasuk lapangan padel. Dengan pengalaman membangun untuk klien di sektor komersial dan sport club, Hansen dapat membantu Anda dari desain, legalitas, hingga serah terima kunci.

Hubungi Hansen Construction di sini untuk konsultasi awal gratis

Bisnis lapangan padel tidak hanya menjanjikan dari sisi tren, tetapi juga berpotensi balik modal dalam waktu singkat. Dengan estimasi modal mulai dari Rp500–700 juta dan strategi monetisasi yang tepat, Anda bisa menghasilkan pemasukan stabil tiap bulan.

Yang terpenting adalah memilih kontraktor terpercaya dan melakukan perencanaan bisnis sejak awal. Karena seperti semua usaha properti lainnya, yang menentukan bukan hanya bangunan—tapi juga eksekusi dan manajemen yang solid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *